Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Pengakuan PSK Usia 19 Tahun, Pelanggan Seumuran Ayah, Layani 8 Tamu hingga Soal Pakai Pelumas

Seputaran detik terkini - Bisnis prostitusi yang dijalankan di sebuah apartemen di Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang berhasil diungkap petugas.

Dari penggerebekan tersebut, tujuh wanita yang diduga berprofesi sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK) melalui media sosial diamankan dan ada yang masih dibawah umur.

Dinda (19) tidak menyangka Dafa yang mejadi tamunya adalah salah satu pejabat Satpol PP yang menyamar.

Dafa merupakan Kabid Gakumda Satpol PP Kota Tangerang, Ghufron Falfeli.

Dinda yang tubuhnya dirajam tatto itu pun pasrah ketika tertangkap basah.Ia mengaku menjadi demi menyambung hidup.

Ia tak menampik uang hasi kerjanya sebagai PSK dipergunakan untuk biaya hidup dan pengobatan sang ibu yang sedang sakit.

Jika sedang ramai pelanggan, gadis PSK tersebut bisa melayani 4 - 8 pria hidung belang dalam sehari.

Tidak hanya itu, ia juga mengaku berani pasang tarif tinggi karena masih muda.

Berikut lima pengakuannya Dinda (19) kepada Tribun Jakarta

1. Awalnya Hanya Administrator

Sebelum terjun langsung sebagai PSK yang melayani pria hidung belang, Dinda awalnya hanya bertugas sebagai administrator di Kota Tangerang.

Namun, melihat rupiah yang didapatkan dari bekerja sebagai PSK cukup besar, Dinda akhirnya terjun langsung menerima tamu.

Dinda juga mengaku dirinya berani memasang tarif tinggi, karena dirinya masih muda dan segar.

Biasanya, Dinda mematok tarif Rp 1,5 juta sekali bermain dengan om-om.

"Tarif Rp 1,5 juta setiap kali kencan"

 2. Sehari Bisa Layani sampai 8 Tamu

Menurut Dinda, sehari ia bisa menabung Rp 1 juta hingga Rp 2,5 juta dari hasilnya bekerja.

"Sesepi - sepinya satu hari bisa nyelengin (menyisihkan) satu Rp 1 juta. Paling banyak Rp. 2,5 juta," ujar Dinda yang mengaku sudah dua bulan terakhir terjun sebagai pemuas birahi pria hidung belang.

Tidak hanya itu, ia juga mengatakan jika sedang ramai pelanggan, ia bisa melayani hingga 8 tamu dalam sehari.

"Sekali main paling lama juga 15 menit. Kalau lagi ramai bisa 5 sampe 8 tamu seharinya. Biasanya ramai di hari Jumat, Sabtu sama Minggu. Kalau hari hari biasa paling banyak 4 tamu," sambung Dinda.

3. Pakai Pelumas

Guna mengurangi rasa sakit dalam melayani setiap tamunya, dirinya tidak jarang mengomsumsi minuman keras. Minuman keras ini didapatkan dari beberapa toko kedai kopi di Jakarta Barat.

"Biar pakai pelumas sakit mah tetep. Kan kita begituan sama bukan orang yang kita sayang apalagi kebanyakan tamu saya seumuran almarhum papa," kata wanita yang kerap mengenakan pakaian seksi ini.

Kendati demikian Dinda tidak menampik pernah menikmati berhubungan intim dengan tamu yang disukainya sebab pelanggannya itu berparas rupawan dan sopan.

"Tapi jarang banget orang ganteng sopan baik. Biasanya mah gitu ya mau gimana lagi namanya juga tamu punya uang ya mau enggak mau kita wajib layani," ungkap Dinda.

4. Untuk Pengobatan Ibu

Dinda menggunakan uang hasil kerjanya digunakan keperluan pengobatan ibunya yang menderita gula darah.

"Buat beli obat mama kena gula. Makanya saya berani terjun ke kayak gini abis dulu waktu kerja di toko jangan buat beli obat buat ongkos sama makan aja sudah kurang," tuturnya bernada manja.

Selain dibelikan obat untuk orang tua, masih menurut dara manis berdarah Medan tersebut hasil yang didapat juga digunakan untuk perawatan wajah dan kulit di klinik kecantikan.

"Kita kerja beginian ya harus tampil cantik. Mau enggak mau saya tiap minggu ke klinik kecantikan minimal biar tambah menarik," bebernya.

Ia mengaku biaya yang digunakan untuk perawatan pada klinik kecantikan bisa mencapai untuk sekali datang Rp 3 - 5 juta.

"Sisa dari ke klinik sama buat beli obat mama saya pakai buat kebutuhan makan dan sehari - hari. Kalau ada lebihan saya ngajak mama buat sekadar jalan - jalan," papar Dinda

5. Terendus Satpol PP

Dinda (19) tidak menyangka Dafa yang mejadi tamunya adalah salah satu pejabat Satpol PP yang menyamar. Dafa merupakan Kabid Gakumda Satpol PP Kota Tangerang, Ghufron Falfeli. Dinda yang tubuhnya dirajam tatto itu pun pasrah ketika tertangkap basah.

Bisnis prostitusi yang dijalankan di sebuah apartemen di Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, benar-benar rapi. Agar tidak terendus aparat, para Pekerja Seks Komersial (PSK) yang menyewa kamar mendapat pengawalan dari pemilik unit apartemen.

Tamu-tamu yang akan memanfaatkan jasa PSK tersebut sangat diperhatikan. Transaksi bisa dibatalkan jika para pengawal melihat ada gejala kurang beres. Bisnis prostitusi di Apartemen Aeropolis terungkap dari kerja Satpol PP Kota Tangerang yang menyamar sebagai calon pelanggan.

Kabid Gakumda Satpol PP Kota Tangerang, Ghufron Falfeli mengaku tidak mudah menjaring para kupu-kupu malam online tersebut.

Pasalnya, para PSK yang menyewa kamar mendapat pengawalan dari pemilik unit apartemen yang disewakan dengan tarif Rp 250 ribu perhari.

"Mereka selektif dalam menerima tamu, setelah sepakat tarif kita diminta menunggu di lobi. Setelah itu ada beberapa pria yang turun yang memantau kita, kalau mereka anggap aman PSK itu langsung turun dan menjemput kita," ujar Ghufron yang menyamar sebagai pelanggan saat dikonfirmasi.

"Kalau mereka rasa kurang aman mereka membatalkan transaksi yang telah disepakati," sambung dia.

(psk/kkm)

Posting Komentar

0 Komentar